Kamis, 11 Agustus 2016

CERPEN PETUALANGAN PART 2

Hello, guys

Kali ini saya akan memberikan lanjutan dari kisah Cerpen Petualangan sebelumnya. So, happy reading . . .


The Trial
            11 Oktober 2008
Aku menemukan sebuah pulau kecil yang tergambarkan dalam buku tua dan pulau itu tidak pernah terlihat di peta manapun. Jadi, aku berpikir akan sangat keren jika berpetualang di pulau yang tidak pernah dipetakan. Mengkordinat helikopter untuk ke sana tidaklah mudah. Tapi aku berhasil sampai dan mendarat di sana. Beberapa orang menahan helikopterku dan menjadikanku sebagai tahanan. Sangat tidak keren.
------
            “Hay, Corline! Aku Corrie! Senang bertemu denganmu!” sebuah boneka memanggil Corline. Dia bisa bicara?
            “Aku juga senang bertemu denganmu.” Boneka itu tiba-tiba menghilang.
            Sebuah penutup kepala terbuka. Corline terbangun di sebuah ruangan yang penuh cahaya. Ia bangkit dari tempat tidur yang berbentuk seperti tempat pencuci otak.
            “Corrie? Corrie? Kemana kau pergi?”
            “Ada masalah, Corline?” Seorang wanita memanggilnya.
            “Huh, kau terlihat sepertiku.” Corline terkejut menyadari ada seorang yang mirip dengannya.
            “Oh, tapi aku adalah kamu. Sekarang beritahu aku, apa kau merasa terganggu?” berjalan membalikkan badannya.
            “Corrie menghilang. Dia adalah temanku.”
            “Wah, ini adalah suatu kebetulan. Aku mendapat surat dari Corrie.” Corline mengambil surat itu dari tangan kembarannya itu. Ia membaca surat itu.
           
Kepada Corline
            Kenapa kau tinggalkan aku sendirian? Apa kau tidak lagi sayang kepadaku? Aku sendirian sekarang. Aku sangat sedih. Aku rasa air mataku mengalir.
            Dari temanmu
            Corrie
-------
            12 Oktober 2008
Dan aku terkurung di penjara tua. Ada beberapa pemuda yang menghajarku dan memukuliku berkali-kali. Aku juga berkali-kali mengatakan mereka, aku hanya datang untuk menjelajah. Mereka tidak pernah mendengarkan. Di sel lain, aku bisa mendengar suara kesakitan orang-orang yang tak bersalah itu. Mereka seakan tidak akan peduli kepada nyawa yang ada pada tubuhnya. Ini benar-benar tidak keren.
15 Desember 2008
Aku tidak percaya ini. Aku bisa keluar hidup-hidup dari sana. Aku masih tidak percaya pada semua siksaan itu mereka lakukan padaku terjadi selama dua bulan. Apa mereka tidak gila. Aku bertemu dengan beberapa orang di hutan dan mereka tidak percaya dengan apa yang aku katakan. Memang sangat tidak wajar bagi orang asing sepertiku memberitahu hal buruk tentang pulau mereka sendiri. Aku tidak bisa bertahan sendiri di sini. Aku pergi ke sebuah menara komunikasi dan mencoba memanggil bantuan. Tapi aku tidak bisa mendapat sinyal. Seseorang benar-benar menahan semua orang di pulau ini. Sangat tidak keren.
------
Mereka keluar dari ruangan itu dan menemukan diri mereka di suasana berkabut. Mereka melangkah menelusuri reruntuhan dengan jarak pandang yang tidak begitu jauh.
“Monster.” Kembaran Corline menunjuk ke arah kumpulan kabut
“Apa? Aku tidak bisa melihat apapun. Kabut ini mengganggu pengelihatanku.”
“Kau lihat? Aku akan membantumu. Mereka tidak bisa melihatku. Tapi jika mereka melihatmu. Kau akan dibunuh mereka.”
Corline melihat monster itu. ia terlihat seperti monster dengan bagian-bagian tubuh manusia menyatu menjadi satu membentuk tubuhnya. Tidak hanya satu, mereka hidup di mana-mana. Seakan menjadi penjaga tempat ini. Corline mencoba bersembunyi dan mengendap-endap supaya monster itu tidak mengetahui keberadaannya. Dengan bantuan kembarannya yang punya kemampuan mendeteksi itu, ia berhasil mengindari monster-monster itu
“Apa kau benar-benar aku?”
“Ya, tentu saja.” Ia menjawab dengan entengnya
“Tapi bagaimana mungkin?”
“Memangnya aku peduli? Kau harus menemukan Corrie. Kau yang meninggalkannya, kan?”
Corline hanya terdiam mendengar jawaban kembarannya. Di pintu gerbang keluar ia menemukan sepucuk surat.
Kepada Corline
Aku terjebak di saluran air. Aku tidak bisa merasakan kakiku. Aku mungkin hampir mati. Kenapa kau membenciku, Corline?
Dari temanmu
Corrie
-------
20 Februari 2012
Kukirimkan beberapa kandidat yang mungkin cocok untuk percobaan ini. Ku ambil mereka dari universitas dan tahanan negara. Mereka semua telah di tes dengan Bioterror. Menampakkan kekuatan emosional dan pertahanan terhadap trauma. Semua orang ini cukup kuat untuk jadi kandidat.ini terserah kepadamu Lisa. Aku akan membantu segala sesuatu yang kau butuhkan.
29 Ferbruari 2012
Sepertinya kandidat ini cocok sebagai penyalur. Yang lainnya cukup potensial, tapi anak ini punya perbedaan dibanding lainnya. Dia tidak punya rasa takut yang berlebihan. Aku tidak heran dengan ini. Keluarganya terbunuh di depan matanya sendiri saat usia yang masih muda. Apa itu normal? Yang menjadi masalah saat ini adalah umurnya. Tapi itu akan kami urus. Dia kandidat yang tepat untukmu.
-------
Keadaan kabut semangkin tebal. Mereka sekarang berada di kota. Entah pengelihatan Corline atau apapun itu, tempat ini semangkin kabur. Monster-monster masih berkeliaran di jalan-jalan kota.
“Apakah kau ditinggalkan orang-orang karena kau gadis bodoh yang mencintai boneka beruang bodoh?”
“Aku tahu dia hanya boneka beruang, tapi aku mendapatkannya sejak lama. Aku . . . . hanya dia yang tersisa dalam hidupku.” Corline menunduk.
Kembaran Corline hanya terdiam, mendengar kisah kesendirian Corline. Tidak ada rasa kasihan terhadap Corline. Meskipun sikapnya seperti itu, Corline bersyukur masih ada orang yang mau menemaninya untuk mencari Corrie. Di perjalanan ia selalu bertemu dengan monster dan selalu selamat pula dari monster-monster itu. Dia hanya bisa bersembunyi dan menunggu aba-aba dari kembarannya yang tidak terlihat oleh monster-monster itu. Mereka sampai di terowongan yang menuju ke saluran air.
“Gelap sekali di sini?”
“Jadi?  Kegelapan kecil akan menghentikanmu. Kau tahu Corline . . . kau butuh teman yang nyata.” Cetus kembaran Corline.
“Aku punya. Pak Richard. Dia memberikan Corrie kepadaku saat menyelamatkanku dari kecelakaan.”
“Tapi sekarang dia tidak ada. Dan selanjutnya Corrie juga akan seperti itu. Hanya aku yang tersisa darimu.” Kembarannya memandang Corline dengan penuh arti.
“Tidak, aku melihat mereka. Atau . .  . aku hanya bermimpi?”
Mereka terus berjalan dan menemukan sesuatu di ujung terowongan.
Kepada Corline
Aku di dekat pantai sekarang. Sepanjang jalan, aku melihat banyak sekali mayat-mayat.Itu sangat mengerikan. Mungkin aku harus menenggelamkan diriku. Kau harus melupakanku. Carilah teman baru.
Dari temanmu
Corrie
-------
29 Februari 2012
Kau orang tua tak berguna. Kau ingin menciptakan dunia baru sebagai tuhan? Tapi semua ambisimu itu sia-sia, kau tidak bisa mengalahkan dirimu sendiri. Tua dan lemah. Kau punya segalanya untuk membuat itu terjadi, namun apa yang terjadi. Anakmu sendiri, Robert, bahkan tidak menemukan cara untuk membunuhmu dengan sangat mudah, selain memakai kelingkingnya sendiri. Kau gagal pria tua.
Tapi tidak. Mimpimu akan jadi nyata.
Aku akan mengambil pengetahuanmu, kekuatanmu,dan subjek yang kau berikan padaku, dan kesuksesan akan berada di tempat dimana kegagalanmu. Legendamu akan terlupakan, tapi bagiku. Aku akan menjadi satu yang takkan terlupakan. Bahkan pada seluruh dunia. Jiwaku. Di tanah ini, di pulau ini, aku akan berada di tempat baru. Dan aku akan terus hidup sebagai Lisa yang abadi.
15 Maret 2012
Dia. Anak itu sudah ku tidurkan. Dan ia akan terbangun sebagai aku. Dia akan memiliki pikiranku. Sekarang, aku harus melarikan diri. Melarikan diri dari dunia ini. Dua wanita itu akan menjadi saksi. Atas kebangkitanku. Atas jiwaku yang baru. Robert, Richard mereka akan menyaksikanku. Menyaksikan kebangkitanku. Bukan sebagai anak itu, tapi  sebagai diriku sendiri, Lisa Gregor.
--------
Di suatu hutan, Corline dan kembarannya terus berjalan. Mencari petunjuk yang diberikan Corrie. Monster bersetubuh masih berkeliaran di sana. Di hutan itu mereka menemukan sesuatu.
“Hey, berhenti.” Kembaran Corline menahan tubuh Corline.
“Huh? Kenapa? Ada sesuatu di sana?”
“Yah, benar. Kau tidak bisa melihatnya. Kau butuh mataku. Kau butuh aku.” Kembarannya menunjuk ke ruang kosong. Corline hanya mengikuti perintah kembarannya sambil keheranan. “Baik, dia sudah pergi. Ayo.”
Hutan yang masih terlihat berkabut. Cukup aneh menyaksikan semua yang terjadi. Kabut, kembaran Corline, boneka yang bisa menulis dan berbicara, sampai monster-monster yang muncul entah dari mana. Mungkin mereka dulu adalah penduduk tempat ini. Seperti yang diungkapkan Corrie melalui suratnya.
“Kau mau istirahat? Aku tahu ini melelahkan.”
“Tidak, aku tidak akan menyerah.” Corline mempercepat langkahnya.
“Disini tidak ada yang bisa kau temukan. Corrie yang malang. Kau tidak akan bisa menemukannya.” Ucap kembaran Corline dengan nada mengejek
“Siapa yang peduli dengan ucapanmu! Aku tidak akan kehilangan Corrie seperti aku kehilangan ayah dan ibuku!”
“Apa dia penting bagimu? Kau sudah gila, Corline.”
“Aku tidak gila. Aku hanya tidak mau sendirian lagi. Aku tidak ingin bersedih.”
“Aku bisa menjauhkan kesedihan itu . . . jika kau anggap aku sebagai temanmu.” Kembaran Corline tersenyum kepada Corline. “Kau hanya harus percaya kepadaku.”
“Aku tidak tahu siapa kamu! Kau bukan aku! Aku ingin Corrie kembali!”
“Kenapa kau tidak membuat ini menjadi mudah?”
Kembaran Corline mendesak Corline sampai mereka menemukan surat di sebuah jembatan.
Kepada Corline
Corline, aku pikir, aku tidak bisa bertahan lebih lama . . . kau akan menemukan apa yang tersisa dariku di pantai.
Dari temanmu
Corrie
-------
18 Agustus 2012
Aku selamat . . . pelarian diriku tidak mati. Tidak ada yang bisa kusalahkan selain diriku. Saat aku menarik pelatuk lalu aku merasa takut. Sangat ironis. Gelang yang kupakai dan virus dalam tubuhku bereaksi terhadap tubuhku menuju kematian, menyelamatkanku dari kematianku. Aku menjadi monster. Monster yang hina dan menjijikkan. Tapi nanti, aku yang lain akan bangkit. Penyalurku! Tapi apa yang aku lihat. Dia menatapku dan tertawa melihat betapa buruknya aku.
Kenapa aku sangat buruk dan menyeramkan?
Aku. Aku adalah aku. Aku bangun sebagai diriku sendiri! Tapi dia juga bangun sebagai aku. Keduanya benar.
TIDAK! Di sini hanya ada satu yang benar. Aku! Dia palsu! Dia harus dibinasakan!
AKU! Hanya aku yang benar!
Aku akan menggunakan kebencianku. Akhir legenda Gregor. Pulau monsterku.
Dia akan mati
Dia akan merasakan ketakutan
Dia akan merasakan dinginnya kematian . . . Corline . . .
Dan kemudian, saat kau mati, aku akan mengambil badanmu. Aku akan menjadi diriku yang sebenarnya. Corline . . . kau harus mati . . .
--------
Corline dan kembarannya berjalan menuju pantai sambil bergandengan. Suasana kabut seketika berubah menjadi ruang hampa.
“Corrie!” ia berlari mendekati bonekanya. Boneka itu bangkit dan membuka tangannya, menahan lari Corline.
“Berhenti di sana, kau wanita sialan.” Corline tercengang melihat bonekanya berkata seperti itu. “Aku akan memenangkan permainan ini. Hahahaha . . . . hahahaha . . . . . hahahaha.” Ia tertawa dengan nada yang menyeramkan. Kemudian boneka itu terbaring ke tanah. Kembaran Corline mendekatinya dan mengangkat boneka itu.
  “Masih ada waktu untuk menuju ke bawah kulitmu, jiwamu, Corline.” Wanita itu menoleh ke arah Corline dan berkata dengan nada berat. Nada yang sangat membenci dan menginginkan jiwa Corline. “Dan selanjutnya, kau tidak bisa melihat kedatanganku.”
Sosok kembaran itu lenyap, menghilang. Beserta kabut yang menutupi daerah itu telah pergi. Corline menatap sekeliling dengan keadaan bingung. Tiba-tiba dari kejauhan ia mendengar suara.
“Boat?” Dari kejauhan, terlihat boat itu sedang melaju, menuju pulau.
            “Aku di sini sayang, bertahanlah.”
-------

Penal Colony

            “. . . . . . . . . jika kau mengetahui keberadaan kita, tolong kirim bantuan! Tolonglah! . . . .  Ya tuhan, adakah orang di luar sana? Radio sialan! . . . “

            “Aku di sini sayang, bertahanlah.” Menggenggam erat perekam suara dan menjalankan kapal menembus luasnya lautan.

            Chris berlabuh di sebuah dermaga pulau. Mengikatkan tali penahan boatnya dan melihat sekitar. Ia terkejut ketika mendapati seorang anak kecil berdiri di belakangnya.
---------
“Start with what is right rather than what is acceptable.”

-------
            “Kau tetap tinggal di boat, gadis kecil. Aku bersungguh-sungguh. Aku punya beberapa urusan dan aku akan kembali nanti.”
            “Kamu tidak bisa meninggalkanku disini.” Berdiri mengikuti Chris.
            “Tidak, tidak, tidak. Di sana terlalu berbahaya jika kau ikut”
            “Di sini tidak aman sama sekali.”
            “Apakah ada gadis di dunia ini yang mendengarkan aku? Oke, tetap bersamaku. Kau ikut aku sekarang.” Balas Chris dengan pasrahnya.
Mereka berjalan melewati jalan setapak dermaga. Garis pantai pulau yang tidak begitu eksotis. Mengetahui anaknya yang hilang, Chris langsung mencari informasi dari Anna mengenai pulau tempat ia disekap. Anna yang masih terbaring lemas di rumah sakit meyakinkan bahwa mereka tidak sendirian di pulau itu. Oleh karena itu, Chris sangat khawatir jika anak kecil itu ikut. Ia dibekali izin memakai senjata untuk berjaga-jaga. Lagipula, ia seorang yang sangat terlatih dalam menggunakan senjata api.
“Tujuan kita sekarang adalah tower penyiar radio itu. Aku berharap di sana ada informasi meyakinkan mengenai anakku.”
“Jaraknya tidak terlalu jauh. Mereka biasa menggunakan radio itu untuk berkomunikasi antar pulau.” Jelas anak kecil.
“Ngomong-ngomong, siapa namamu, nak?”
“Corline.” Jawabnya.
“Nama yang bagus. Kau bisa memanggilku Chris. Kau punya orang tua.”
“Orang tuaku meninggal saat aku masih kecil.” Balasnya dengan muka murung.
“Oh, maaf. Aku tidak bermaksud . . .”
“Tidak apa, aku memang anak yang selalu sendirian.” Jawabnya dengan senyum skriptis di wajahnya.
“Bagaimana kau bisa ke sini?”
“Ceritanya panjang, bahkan kau tidak akan percaya dengan apa yang kuceritakan.”
“Oh, maaf aku menghujanimu dengan pertanyaan . . “
--------
“The history of mankind is the instant between two strides taken by a traveler.”

-------
Mereka akhirnya sampai di sebuah penjara besar. Dengan banyak ruang sel dan suasana yang kumuh dan kacau. Mereka menuruni lantai dua dan menemukan tubuh besar tergantung di tengah-tengah penjara.
“Kau tidak takut dengan makhluk itu.”
“Aku merasa tidak takut dengannya. Dia dulunya adalah penjaga penjara ini”
Teeet . . . sebuah sel terbuka. Suara langkah berat keluar dari kurungan tersebut. Nampak seorang tinggi besar dengan sebuah gergaji mesin di tangannya.
“Oh tidak! Sembunyi!” Chris menundukkan tubuhnya dan bersandar di sebuah dinding.
“Chris, dia tidak bisa melihat.” Monster itu terus berjalan tanpa arah.
“Baiklah, kita harus ke pintu sebelah sana. Harus tetap tenang.” Chris berbisik.
Mereka berjalan mengendap-endap, berharap monster itu tidak bisa mendengarnya. Pintunya tidak terlalu jauh, namun mereka harus tetap menjaga jarak dengan monster itu.
“Sial! Dia berhenti di pintu keluar.” Chris melihat monster itu mematung sambil mengoles gergaji mesinnya.
“Chris, gunakan ini.” Corline memberikan sebuah botol ke Chris.
Chris melempar botol sejauh mungkin dan monster itu langsung menyalakan mesinnya dan mengejar asal suara botol pecah itu. Kesempatan yang bagus untuk keluar, pikir Chris. Mereka membuka pintu dan akhirnya bisa keluar tanpa memancing manusia gergaji mesin itu.
“Huss . . . aaahhh . . . udara segar. Ini yang aku suka dari dunia luar. Aku berharap ada yang lebih gila di luar sana.”
 “Ada respon, Sherry?”
“Tidak. Mereka pasti memutuskan sambungannya.”
“Baiklah, sekarang kita ke Wossek.”
“Teknologi murahan!”
“Itu anakku. Ini direkam enam bulan lalu. Ya tuhan, Sherry.”
“Anakmu bernama Sherry.”
“Yah. Kenapa?” Corline memegangi kepalanya. Ia merasa kesakitan ketika Chris menyebut Sherry.
“Hey, nak. Kau baik-baik saja?”
“Sherry . . . . Dia telah meninggal.”
“Apa . . . !?”

----------
“It's often safer to be in chains than to be free.”
--------
            “Sherry mencoba mencari seseorang ke menara itu.” Sambil menunjuk menara besar di pulau itu.
            “Dengar sayang. Aku mau kau menunjukkan jalan ke sana. Kau bisa lakukan itu?” Corline mengangguk.
Mereka berjalan menuju ke menara itu. Pendirinya diperkirakan orang sama yang membantai seluruh penduduk. Beberapa dari mereka dibawa ke laboratorium kemudian di jadikan kelinci percobaan. Sementara lainnya? Di eksekusi oleh algojo yang di kendalikan orang itu. Sungguh miris jika membayangkan apa yang diceritakan Corline.
Mereka sampai di suatu perkampungan kumuh. Diperkirakan dulu ini adalah kampung nelayan pulau ini. Diketahui dari jaring-jaring yang masih menggantung. Di sana terpampang sebuah kayu yang digantung di gapura kampung itu. Bertuliskan “Wossek”. Tidak beberapa jauh, Chris merasakan sesuatu yang aneh.
“Ugh . . . Pengelihatanku terasa seperti . . .”
“Chris! Ada sesuatu di sana!” Corline menunjuk daerah kosong.
“Apa? Aku tidak melihat apapun.” Sanggah Chris yang masih mengucek matanya.
“Monster . . . Ia semangkin mendekat.” Corline terlihat semangkin takut.
“Kau bisa melihatnya? Baiklah kau tunjukkan dimana dia. Aku akan menghabisinya.”
Corline menunjuk suatu arah. Chris menarik pelatuknya. Monster itu tertembak. Ia langsung muncul dan mencoba menyerang Chris. Tak kehabisan amunisi, Chris menembaki monster itu lagi. Dan monster itu akhirnya tumbang.
“Musuh tak terlihat, huh? Ini akan sangat menyenangkan.” Canda Chris.

---------
“You are free and that is why you are lost.”
-------
            Setelah melewati perkampungan dan beberapa kali menemui monster tak terlihat, mereka akhirnya berhasil keluar. Ini juga tidak lepas dari campur tangan Corline yang menolong Chris dalam menghadapi monster itu. Ia sendiri bahkan tidak tahu bagaimana ia mendapat kemampuan itu. Hampir semua monster di pulau itu bisa ia lihat melalui panas tubuhnya. Tidak heran ini menjadi sedikit pertolongan bagi Chris dalam mencari anaknya.
Meskipun hubungan mereka semangkin erat, namun bayangan atas perkataan Corline yang menyebutkan Sherry sudah mati masih terbayang di pikirannya. Ia tidak habis pikir bahwa yang dikatakan Anna benar. Tidak ada waktu untuk menyerah. Chris akan terus mencari jawaban atas kematian anaknya. Mereka akhirnya sampai di sebuah saluran air di mana alirannya menuju pertambangan. Di beberapa bagian air terdapat ruang-ruang kosong yang dulu diperkirakan tempat tinggal orang-orang yang selamat. Di sebuah ruangan Chris menemukan sesuatu.
“Apakah dia . . “
“Yah. Tinggalkan dia . . .“ menatap sesosok mayat orang tua yang terbaring di tempat tidurnya. Dari tubuhnya diperkirakan ia telah meninggal dalam waktu yang dekat.
“Orang tua yang malang. Dia meninggal dalam kesendirian . . .” Corline terlihat sedih melihat mayat pria tua itu. Chris melihat sesuatu di meja kemudian mendekatinya
“Tunggu ini punya Sherry.” Ia menghidupkannya dan mendengar suara Sherry.
“Aku pikir ini akhirnya. Maaf aku telah menjadi anak yang mengecewakan. Ayah, ibu, Natalie, maafkan aku . .  .”
“Tidak, Sherry . . . “ ia menunduk dan terlihat sangat bersedih.
“Chris . . .”
“Aku masih disini. Ayo kita pergi . . .“
--------
"How can one take delight in the world unless one flees to it for refuge?"
-------
            Mereka sampai di sebuah tempat yang kumuh. Seperti tempat ritual namun dibuat dengan menggunakan segala macam benda yang ada di sana. Tergantung mayat-mayat di langit-langit gua itu menambah kegilaan tempat itu. Chris menemukan sebuah figura dimana terdapat foto dua pasang pria dan wanita.
            “Gregor . . “
            “Dia sangat ketakutan, sampai ia kehilangan kepribadiannya.”
            “Siapa? Wanita bersama Robert Gregor?”
            “Ini  . . . Gregor. Lisa Gregor.” Menunjuk foto Lisa.
            “Dua Gregor, kau pasti bercanda!”
            “Hahahahaha . . . . Akhirnya kau disini.“ Sebuah suara terdengar menggema di seluruh bagian gua.
            Chris mengeluarkan pistol dari sarungnya. Ia melihat sekitar sambil menodongkan pistolnya mencari sumber suara wanita itu. Tiba-tiba dari belakangnya muncul sesosok monster dengan penutup mulut dan kain yang menutupi tubuhnya yang kemudian mengayunkan lengannya dan memukul lengan Chris sampai pistolnya terlepas.
            “Corline . . . .”
            Corline terkejut menatap monster itu seakan ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
            “Lisa . . .”
            “Hussss . . . ahh . . . hahaha.” Lisa membuka maskernya dan menghirup nafas dalam-dalam.
            “Lisa Gregor . . . ?” Melihat foto lisa yang terjatuh ke tanah. “Dia bukan wanita yang sama! Dimana Sherry? Apa yang kau lakukan padanya?” Chris mengambil senjatanya dan menodongkannya ke Lisa.
            “Dia dikubur di pulauku bersama keputus . . . asaan dan ketakutan!” Lisa menjawab dengan nada mencela kepada Chris.
            “Kau . . . kau . . . membunuhnya!”
            “Hahahaha . . . Sekarang, tinggal satu yang harus dibunuh!” Lisa melihat ke arah Corline dengan muka kesal.
            Monster tiba-tiba mucul dari belakang Chris dan Corline. Chris menodongkan senjata ke arah monster-monster sementara Corline terlihat sangat ketakutan. Mereka terlalu banyak untuk peluru yang dimiliki Chris. Monster berbentuk setengah manusia yang disatukan dengan manusia lainnya sehingga tampak sangat menyeramkan.
            “Chris! Ke sana!” Corline menunjuk ke pintu keluar dari gua itu.
            “Aku akan membunuhmu nanti.” Chris membidik senjatanya ke arah atap dan menembakinya. Sehingga mengakibatkan atapnya runtuh menimpa monster-monster itu, sementara mereka berdua berlari menuju pintu dan keluar meninggalkan Lisa yang masih terkekeh mentertawakan Chris dan Corline.
--------
“Don't despair, not even over the fact that you don't despair.”

--------
            Chris dan Corline menemukan diri mereka di suatu pertambangan. Sekarang, mereka harus mencari jalan untuk menuju menara. Tidak ada yang Chris harapkan dari Sherry lagi. Sekarang ia harus melindungi Corline sampai ke menara dan menemukan cara untuk keluar dari sini. Mereka sampai di suatu ruangan tempat penyimpanan hasil tambang. Tiba-tiba mereka mendengar suara mesin.
            “Kau tahu. Jika tempat ini ditinggalkan pasti tidak ada lagi yang berkerja. Tapi suara apa itu?” Chris menatap Corline dan melihat ke arah sumber suara, dari balik pintu keluar. Pintu terbuka dan seorang dengan gergaji mesin datang.
            “Kau lagi!!”
            Chris berlari menghindar, sementara Corline diam bersembunyi. Chris mencoba untuk membunuhnya. Ia terus berlari dan menembakinya dengan senjata mesin laras panjang. Chris mulai lelah dan terpojok. Di sudut ruangan ia benar-benar menatap gergaji mesin sang orang gila. Dengan sekuat tenaga ia menahan gergaji mesin itu supaya tidak membelah kepalanya. Ia menendang tubuh orang itu. Tendangannya cukup kuat sehingga membuat sang monster terdorong dan melepaskan gergaji mesinnya. Kesempatan ini digunakan Chris untuk mengambil alih gergaji mesinnya. Ia menebas kepala monster itu dan memisahkannya dengan tubuhnya.
            “Aku harap kau suka dengan senjatamu!” Chris membawa gergaji mesinnya.
            Ia menemukan sebuah pintu dengan rantai besar. Chris menghidupkan gergaji mesinnya dan memotong rantai itu dengan mudah. Mereka pun keluar dari pertambangan dan melihat menara yang semangkin dekat. Matahari juga semangkin menuju pada peraduannya.
            “Corline . . . . !” Lisa mendekati Corline. Sementara Chris terkena pukulan monster itu, hingga ia terpental ke bawah bukit.
            “Chriss . . .” Corline berteriak sementara Lisa mendekatinya
            “Seharusnya tidak seperti ini. Aku tidak khawatir jika rambutku beruban dan kulitku mengendur dari tulangku. Tapi, kenapa kau tidak berubah? Kegagalan sepertimu!” Lisa mencekik Corline. “Aku akan menghancurkanmu dengan tanganku sendiri!”
            Lisa mencekik Corline semangkin kuat. Ia mulai tak sadarkan diri sampai Corline membuka matanya dan Lisa melepaskan cekikannya. Lisa melihat dirinya di mata Corline. Lisa berteriak dan pergi menjauhi Corline.
--------
“You can hold yourself back from the sufferings of the world, that is something you are free to do and it accords with your nature, but perhaps this very holding back is the one suffering you could avoid.”
------
            Chris terbangun dan melihat Corline yang berdiri menatapnya dengan tatapan kosong. Ia bangkit dan melihat sekitar.
            “Corline, kau baik-baik saja?” Chris menggoyang-goyangkan tubuhnya. “Kemana Lisa?”
            “Dia pergi. Ke arah menara.” Corline menjawab dengan nada datar.
            “Oh, baiklah. Kemana pun ia pergi, kita pasti bisa mengejarnya!” Corline hanya mengangguk mendengar kata penyemangat Chris.
            Mereka terus berjalan menelusuri reruntuhan fasilitas. Mereka bahkan menemukan mayat-mayat yang sudah mengering terbaring di tanah. Di depan menara mereka menemukan sebuah elevator yang membawa mereka ke ruang bawah tanah. Seperti pertambangan yang dirubah menjadi sebuah tempat penelitian. Mereka menemukan sebuah lorong dimana terdapat mayat-mayat bergelantungan. Mereka merasa Lisa sudah bertindak terlalu jauh terhadap efek frustasinya. Di sebuah dinding, Corline tiba-tiba tersentak. . .
            “Aaaaaaaa . . . Corrie. Apa yang kau lakukan padanya! Dia temanku!” sebuah boneka tertancap di dinding sementara di sekitarnya terdapat tulisan “CORLINE, MATI, ANAK SIALAN, KEPALSUAN”.
            Chris hanya bisa menggeleng melihat apa yang dilakukan oleh Lisa. Dia mengeluarkan pistolnya dan mulai mengisi kotak peluru.
            “Ayo . . . Kita selesaikan ini!” sahutnya sambil memasukkan peluru ke pistolnya.
---------
“A belief is like a guillotine, just as heavy, just as light.”
-------
            “Aku masih bisa menghancurkanmu.” Lisa mengambil sebuah suntikan berisi cairan kemudian menyuntikkan ke tubuhnya. “Aku harus menghancurkanmu!”
            “Gregor!” Chris muncul dengan menodongkan pistol ke arah Lisa. Monster itu menatap Corline.
            “Corline . . .”
            “Oh tidak, kau tidak bisa.”
            “Aku mengerti bagaimana perasaanmu, Robert. Tidak cukup untuk hidup. Aku ingin abadi!”  Monster Lisa mengamuk. Ia melepaskan baju penutup tubuhnya dan melepaskan segala macam alat yang melekat di anggota badannya. Ia mengayunkan tangannya ke segala arah sampai semua alat di laboratorium itu terlempar dan terbakar.
            “Menjijikkan....” Chris menatap Lisa yang sekarang berubah menjadi monster raksasa. Ia menekan pelatuk pistolnya dan menembak ke arah Lisa. “Kau tidak akan memilikinya, Gregor!”
            Sementara Lisa merayap dengan tangan dan kakinya memasuki ventilasi. Dia sekarang berada di atas langit-langit. Chris waspada melihat ke atas, berjaga-jaga jika monster Lisa keluar dari persembunyiannya. Benar saja, Lisa keluar dengan membuka gas asap beracun dari ventilasi. Ini mempersempit ruang gerak Chris. Corline terus berada di belakang Chris untuk mendapatkan perlindungan.
            “Mati kau Corline . . . Segala kepalsuan harus binasa . . . Hanya aku yang benar . . . !” teriak Lisa yang terus menyerang Chris.
            “Ah . . . Tutup mulutmu!” Chris menembaki Lisa dengan senjata laras panjangnya.
            Lisa semakin brutal. Ia terus menebaskan tangannya ke arah Chris, namun Chris semangkin gesit pula menghindari serangan Lisa. Ruang semangkin sempit. Gas beracun dimana-mana. Chris mulai kehabisan nafas. Di saat Lisa mulai kehabisan tenaga karena ditembaki Chris, tiba-tiba dari dadanya terbuka gumpalan jantung. Chris mengambil magnum dari tasnya dan membudikkan ke arah jantung Lisa. Dengan satu tembakan, Lisa terpental terkena tembakan magnum Chris.
            “Aku selalu ingin membunuh semua keluarga iblismu, Gregor.”
            Mereka mendekati monster Lisa yang terkapar. Tiba-tiba, Lisa bangkit dan memukul Chris hingga terpental. Kemudian ia menangkap Corline yang berusaha berlari. Lisa menggenggam tubuh Corline dengan erat. Dengan mutasi tangan sebesar itu, ia mampu menggenggam separuh tubuh Corline dengan mudah. Chris tidak bisa melakukan apa-apa dikarenakan kakinya yang tidak bisa ia gerakan. Sementara, Corline mulai kehabisan nafas.
            Dor . . . Dor . . . Dor
            Tiga tembakan terdengar mengenai monster itu. Ia melepaskan gengamannya dan terjatuh ke belakang. Seorang wanita berdiri mengisi pelurunya dan menatap ke arah Chris.
            “Sherry . . . ”
--------
”So long as you have food in your mouth, you have solved all questions for the time being."
-------
            “Kau lakukan ini untukku?” sembari menunjukkan kartu nama Chris.
            “Yah. Maaf aku terlambat setengah tahun. Teknologi murahan.”
            “Hahaha . . . masukkan itu di kepalamu.”
            Chris bangkit dan tersenyum kepada Sherry. Tapi di belakangnya terdengar suara Lisa yang sedang berusaha bangun.
            “Sebelah sini! Naiki tangga!” Sherry menendang lipatan tangga di dekatnya. Monster Lisa terlihat memperkuat mutasinya. Kesempatan ini digunakan mereka untuk melarikan diri.
Mereka berlari menuju jalan keluar dari gua. Namun, jalan itu terhenti di tepi jurang yang mengarah ke laut.
            “Ah . . . Ayolah!”
            Monster Lisa sudah muncul dari mulut gua dan bersiap untuk menyerang mereka. Chris, Sherry, dan Corline kebingungan menatap monster yang semangkin dekat. Tiba-tiba dari belakang mereka muncul sebuah helikopter. Di dalamnya ditumpangi oleh Anna yang mengenakan baju tanktop merah dengan gaya rambut pendek serta sebuah sniper berada di genggamannya.
            “Pengawas ini sangat menjijikkan.” Ia membidik Lisa dan menarik pelatuknya. Peluru Anna tepat menembus jantung Lisa.
            “Yeahh . . . .” Anna menatap Sherry dan menyuruhnya masuk.
            “Sherry, aku minta maaf. Kau dalam masalah, dan aku . . . “
            “Dan kau kembali dengan helikopter dan sniper, dan itu sangat luar biasa keren jadi tutup mulutmu.” Anna tersenyum senang. Namun, dari kejauhan monster Lisa bangkit. Anna mengangkat senjatanya dan membidik ke arah Lisa.
            “Biarkan aku mengurusnya.” Chris menghadang bidikan Anna.
            “Apa kau tidak perlu bantuanku, Chris? Maksudku . . . Ayah.”
            “Aku selalu membutuhkanmu. Tapi sekarang . . . Aku punya ini.” Sambil menunjukkan magnumnya.
            “Aku akan membantumu dari helikopter!” Anna mengarahkan pilot untuk naik. Monster Lisa berteriak dan siap untuk melawan Chris.
--------
“By believing passionately in something that still does not exist, we create it. The nonexistent is whatever we have not sufficiently desired."
-------
            “Ya tuhan . . . Lihatlah dia.”  Anna mempersiapkan snipernya. “Chris . . . arahkan dia lebih dekat! Aku akan mencoba mengenainya!” teriak Anna.
            Chris melompat dari tebing dan berhasil mendarat dengan selamat. Sementara Lisa terus mengejar Chris.
            “Aku akan menguburmu bersama saudaramu, Gregor!”
            Anna dan Chris terus menembaki Lisa. Monster Lisa semangkin brutal. Beberapa kali ia hampir memukul Chris. Namun, Anna berhasil menghentikannya dengan menembaknya. Ketika memasuki bagian yang tak terjangkau Anna, Chris mengeluarkan magnumnya dan menembaki badan monster itu. Mungkin karena mutasi yang teramat kuat, ia menerima sedikit kerusakan pada tubuhnya.
            “Anna! Di mana senjata besar itu? Hancurkan wanita sialan ini!” Anna menoleh ke peluncur roket di dinding helikopter. Ia mengambilnya dan membidik ke arah Lisa.
            “Waktunya untuk mengakhiri semua ini.”
Anna menembak Lisa dengan peluncur roketnya.  Peledak itu meluncur tepat di jantung Lisa dan meledakkan seluruh bagian dari dirinya. Termasuk kejahatan dan kebenciannya selama ini. Gregor berakhir dan terornya pun berakhir. Chris keluar dari asap bekas ledakkan dan melihat Sherry dengan tersenyum lega. Sherry pun membalas senyuman ayahnya.
------
“It is comforting to reflect that the disproportion of things in the world seems to be only arithmetical."
------
            “Dengar Sherry, aku tahu aku harus memberikanmu ruang untuk bebas.”
            “Tidak apa. Aku memberimu alasan untuk khawatir.”
            “Kau bisa bertahan hidup sendiri di sana melebihi aku, Sherry.” Sambung Anna.
            “Tentu saja ia bisa. Dia anak Christoper!” ucap Chris dengan nada mengejek. Mereka tertawa senang. Di luar jendela helikopter terlihat beberapa helikopter lainnya berlalu menuju pulau itu.
            “Jadi, apa yang akan kau kerjakan nanti, Chris?” tanya Anna.
            “Aku akan kembali menjadi seorang ayah.” Chris merangkul Corline dan tersenyum kepadanya. Mereka tersenyum setelah menyaksikan mimpi buruk mereka berakhir. Kembali ke arah mentari dan menjalani kehidupan mereka yang indah dan menyenangkan.
--------
“It is not necessary that you leave the house. Remain at your table and listen. Do not even listen, only wait. Do not even wait, be wholly still and alone.”
------
            Sebuah mobil melaju di jalan tol. Seorang wanita mengendarai mobil dengan sebuah kado di samping jok mobilnya.
            “Dia di China sekarang?”
            “Baiklah, beritahu dia aku akan menjumpainya.” Ia meletakkan handphone-nya dan melaju di jalan perumahan.
------
            “Ayahh . . . Bisakah kau gerakkan tubuhmu dari garasi? Anna akan sampai ke sini sembentar lagi.”
            “Baiklah, hey, Natalie, kau lihat jaketku di sana?”
            “Corline, apa kau di atas? Turunlah dan bersiap!”
            Sementara itu di kamar Corline.
            “Kandang ingin mencari burung. Tapi sekarang burung sudah hilang. Burungnya sudah berubah.” tersenyum dengan licik.
-------

Keren gak, guys? Jangan sungkan untuk berkomentar jika karya saya terasa kurang. Sampai Jumpa di seri cerpen berikutnya . . .